Showing posts with label IPA. Show all posts
Showing posts with label IPA. Show all posts

Dengue Haemorhagic Fever ( DHF )

Posted by Unknown on Thursday, May 3, 2012

Dengue Haemorhagic Fever ( DHF )  DHF / DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang betina. (Suriadi : 2001). Demam dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama terinfeksi virus ( Arif Mansjur : 2001). ETIOLOGI Penyebab utama : – virus dengue tergolong albovirus Vektor utama : – Aedes aegypti. – Aedes albopictus. Adanya vektor tesebut berhubungan dengan :

a. kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari-hari.
b. Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
c. Penyedaiaan air bersih yang langka. Daerah yang terjangkit DHF adalah wilayah padat penduduk karena. a. Antar rumah jaraknya berdekatan yang memungkinkan penularan karena jarak terbang aedes aegypti 40-100 m. b. Aedes aegypti betina mempunyai kebiasaan menggigit berulang (multiple biters) yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat, (Noer, 1999). PATOFISIOLOGI Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu. Terjadinya troMbositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah , menurunnya volume plasma , terjadinya hipotensi , trombositopenia dan diathesis hemorrhagic , renjatan terjadi secara akut. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian. MANIFESTASI KLINIS Bervariasi berdasarkan derajat DHF, dengan masa inkubasi 13-15 hari. Penderita biasanya mengalami demam akut (suhu meningkat tiba-tiba), sering disertai menggigil. Dengan adanya gejala-gejala klinis yang dapat menimbulkan terjadinya DHF seperti adanya gejala pendarahan pada kulit (ptekie, ekimosis, hematom) dan pendarahan lain (epitaksis, hematemesis, hematuri, dan melena) yang beraarkan tingkat keparahan yang ditemui dari hasil pemeriksaan darah lengkap. Selain demam dan pendarahan yang merupakan ciri khas DHF, gambaran klinis lain yang tidak khas yang biasa dijumpai pada penderita DHF adalah : a. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit waktu menelan. b. Keluhan pada pencernaan : mual, muntah, tidak nafsu makan (anoreksia) diare, konstipasi. c. Keluhan pada sistem tubuh lain : - Nyeri atau sakit kepala. - Nyeri pada otot, tulang, dan sendi (break bone fever) - Nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati - Pegal-pegal pada seluruh tubuh - Kemerahan pada kulit, kemerahan (flushing) pada muka - Pembengkakan sekitar mata, lakrimasi dan foto fobia. Otot-otot sekitar mata sakit apabila disentuh dan pergerakan bola mata terasa pegal. - Trombosit <> Pada penderita yang mengalami renjatan. a. Terdapat sianosis perifer, kulit tersa lembab (terutama pada ujung jari dan bibir), kulit terasa lembab dan dingin. b. Tekanan darah menurun (hipotensi), nadi cepat dan lemah. c. Renjatan terjadi pad waktu demam ataun pada saat demamnya turun antara hri ke-3 dan ke-7, (Noer, 1999). Diagnosis : Patokan WHO (1975) untuk menegakkan diagnosis DHF adalah : a. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari. b. Manifestasi pendarahan, termasuk setidaknya uji torniquet (+) dan salah sau benuk lain (ptekie, purpura, ekimosis, epitaksis, pendarahan gusi) hematemesis dan atau melena. c. Pembesaran hati. d. Renjatan yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai Td menurun (sisotol <> KOMPLIKASI a. DHF mengakibatkan pendarahan pada semua organ tubuh, seperti pendarahan ginjal, otak, jantung, paru paru, limpa dan hati. Sehingga tubuh kehabisan darah dan cairan serta menyebabkan kematian. b. Ensepalopati. c. Gangguan kesadaran yang disertai kejang. d. Disorientasi, prognosa buruk. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Darah - Trombositopenia ( N : 150.000-400.000/ui ) - Hemokonsentrasi ( N pria : 40-48 Nol % ) - Mas pembekuan normal ( 10-15 ) - Masa pendarahan memanjang ( N = 1-3 ) - Kimia darah : – Hiponatremia. – Hipoproteinemia – Hipokalemia - SGOT, SGPT meningkat ( N <> PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN 1. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam - Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam - Observasi intik output - Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri kompres - Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus. - Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2 pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt. 2. Resiko Perdarahan - Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena - Catat banyak, warna dari perdarahan - Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal 3. Peningkatan suhu tubuh - Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik - Beri minum banyak - Berikan kompres PENGKAJIAN A. Wawancara a. Biodata klien Meliputi identitas pasien dan keluarga. b. Riwayat kesehatan – Riwayat kesehatan sekarang. Biasanya klien demam, lemah, sakit kepala, anemia, nyeri ulu hati dan nyeri otot. – Riwayat kesehatan keluarga. Sebelumnya apakah ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama. - Riwayat kesehatan dahulu Apakah sebelumnya klien pernah mengalami penyakit yang sama. B. Pemeriksaan Fisik 1) Keadaan umum Kesadaran : Composmentis, samnolen, koma (tergantung derajat DHF) TTV : Biasanya terjadinya penurunan 2) Kepala - Wajah : Kemerahan (flushig), pada hidung terjadi epistaksis - Mulut : Perdarahan gusi, muosa bibir kering dan kadang-kadang lidah kotor dan hiperemia pada tenggorokan - Leher : Tidak ada masalah - Thorak 3) Paru : Pernafasan dangkal, pada perkusi dapat ditemukan bunyi redup karena efusi fleura Jantung : Dapat terjadi anemia karena ekurangan cairan - Abdomen : Nyeri ulu hati, pada palpasi dapat ditemukan pembesaran hepar dan limpa 4) Ekstremitas : Nyeri sendi 5) Kulit : Ditemukan ptekie, ekimosis, purpura, hematoma, hyperemia ASUHAN KEPERAWATAN A. Data Subjektif Pada pasien DHF data subjektif yang sering ditemukan timbul antara lain : Breath: sesak napas Blood: penurunan trombosit, perdarahan Brain: sakit kepala Blandder: urine menurun Bowel: konstipasi Bone: nyeri pada otot dan sendi, pegal-pegal pada seluruh tubuh, lemah Anoreksia (tak nafsu makan), mual, haus, sakit saat menelan Demam atau panas B. Data Objektif Data objektif yang sering dijumpai pada penderita DHF antara lain : § Suhu tubuh tinggi: menggigil; wajah tampak kemerahan (flushimg) § Mukosa mulut kering; perdarahan gusi; lidah kotor (kadang-kadang) § Tampak bintik merah pada kulit (petekie) § kulit, bibir dan lidah menjadi kering; tampak kehausan, sudah lama tidak buang air kecil dan kelenturan kulit menurun C. Diagnosis Keperawatan a.Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia). b.Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit. c.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia. d.Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma. e.Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah. f.Resiko terjadi syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan tubuh. g.Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif (pemasangan infus). h.Resiko terjadi perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia. i.Kecemasan berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan perdarahan D. Intervensi a.Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).  

Tujuan : Suhu tubuh normal (36 – 370C). Pasien bebas dari demam. Intervensi :  

1.Kaji saat timbulnya demam. Rasional : untuk mengidentifikasi pola demam pasien.  

2. Observasi tanda vital (suhu, nadi, tensi, pernafasan) setiap 3 jam. Rasional : tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien. 2,5 liter/24 jam.7)Anjurkan pasien untuk banyak minum Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.  

3. Berikan kompres hangat. Rasional : Dengan vasodilatasi dapat meningkatkan penguapan yang mempercepat penurunan suhu tubuh.  

4. Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal. Rasional : pakaian tipis membantu mengurangi penguapan tubuh.  

5. Berikan terapi cairan intravena dan obat-obatan sesuai program dokter. Rasional : pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tinggi. b.Nyeri berhubungan dengan proses patologis penyakit. Tujuan : Rasa nyaman pasien terpenuhi. Nyeri berkurang atau hilang. Intervensi :  

1)Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien Rasional : untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.  

2)Berikan posisi yang nyaman, usahakan situasi ruangan yang tenang. Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri  

3)Alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri. Rasional : Dengan melakukan aktivitas lain pasien dapat melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami.  

4)Berikan obat-obat analgetik Rasional : Analgetik dapat menekan atau mengurangi nyeri pasien. c.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia. Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan posisi yang diberikan /dibutuhkan. Intervensi :  

1)Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami pasien. Rasional : Untuk menetapkan cara mengatasinya.  

2)Kaji cara / bagaimana makanan dihidangkan. Rasional : Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan pasien.  

3)Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur. Rasional : Membantu mengurangi kelelahan pasien dan meningkatkan asupan makanan .  

4)Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering. Rasional : Untuk menghindari mual.  

5)Catat jumlah / porsi makanan yang dihabiskan oleh pasien setiap hari. Rasional : Untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan nutrisi.  

6)Berikan obat-obatan antiemetik sesuai program dokter. Rasional : Antiemetik membantu pasien mengurangi rasa mual dan muntah dan diharapkan intake nutrisi pasien meningkat.  

7)Ukur berat badan pasien setiap minggu. Rasional : Untuk mengetahui status gizi pasien d.Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma. Tujuan : Volume cairan terpenuhi. Intervensi :  

1)Kaji keadaan umum pasien (lemah, pucat, takikardi) serta tanda-tanda vital. Rasional : Menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui penyimpangan dari keadaan normalnya.  

2)Observasi tanda-tanda syock. Rasional : Agar dapat segera dilakukan tindakan untuk menangani syok.  

3)Berikan cairan intravena sesuai program dokter Rasional : Pemberian cairan IV sangat penting bagi pasien yang mengalami kekurangan cairan tubuh karena cairan tubuh karena cairan langsung masuk ke dalam pembuluh darah.  

4)Anjurkan pasien untuk banyak minum. Rasional : Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh.  

5)Catat intake dan output. Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan. e.Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah. Tujuan : Pasien mampu mandiri setelah bebas demam. Kebutuhan aktivitas sehari-hari terpenuhi Intervensi :  

1)Kaji keluhan pasien. Rasional : Untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien.  

2)Kaji hal-hal yang mampu atau yang tidak mampu dilakukan oleh pasien. Rasional : Untuk mengetahui tingkat ketergantungan pasien dalam memenuhi kebutuhannya.  

3)Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan aktivitasnya sehari-hari sesuai tingkat keterbatasan pasien. Rasional : Pemberian bantuan sangat diperlukan oleh pasien pada saat kondisinya lemah dan perawat mempunyai tanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien tanpa mengalami ketergantungan pada perawat.  

4)Letakkan barang-barang di tempat yang mudah terjangkau oleh pasien. Rasional : Akan membantu pasien untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain. f.Resiko terjadinya syok hypovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan tubuh Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik. Tanda-tanda vital dalam batas normal. Keadaan umum baik. Intervensi :  

1)Monitor keadaan umum pasien Rasional : memantau kondisi pasien selama masa perawatan terutama pada saat terjadi perdarahan sehingga segera diketahui tanda syok dan dapat segera ditangani.  

2)Observasi tanda-tanda vital tiap 2 sampai 3 jam. Rasional : tanda vital normal menandakan keadaan umum baik.  

3)Monitor tanda perdarahan. Rasional : Perdarahan cepat diketahui dan dapat diatasi sehingga pasien tidak sampai syok hipovolemik.  

4)Chek haemoglobin, hematokrit, trombosit Rasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien sebagai acuan melakukan tindakan lebih lanjut.  

5)Berikan transfusi sesuai program dokter. Rasional : Untuk menggantikan volume darah serta komponen darah yang hilang.  

6)Lapor dokter bila tampak syok hipovolemik. Rasional : Untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sesegera mungkin. g.Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif (infus). Tujuan : – Tidak terjadi infeksi pada pasien. Intervensi :  

1)Lakukan teknik aseptik saat melakukan tindakan pemasangan infus. Rasional : Tindakan aseptik merupakan tindakan preventif terhadap kemungkinan terjadi infeksi. 2)Observasi tanda-tanda vital. Rasional : Menetapkan data dasar pasien, terjadi peradangan dapat diketahui dari penyimpangan nilai tanda vital.  

3)Observasi daerah pemasangan infus. Rasional : Mengetahui tanda infeksi pada pemasangan infus.  

4)Segera cabut infus bila tampak adanya pembengkakan atau plebitis. Rasional : Untuk menghindari kondisi yang lebih buruk atau penyulit lebih lanjut.  
h.Resiko terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia. Tujuan : Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan lebih lanjut. Jumlah trombosit meningkat. Intervensi :

1)Monitor tanda penurunan trombosit yang disertai gejala klinis. Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda kebocoran pembuluh darah.  

2)Anjurkan pasien untuk banyak istirahat Rasional : Aktivitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan perdarahan.  

3)Beri penjelasan untuk segera melapor bila ada tanda perdarahan lebih lanjut. Rasional : Membantu pasien mendapatkan penanganan sedini mungkin.

4)Jelaskan obat yang diberikan dan manfaatnya. Rasional : Memotivasi pasien untuk mau minum obat sesuai dosis yang diberikan. i.Kecemasan berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk dan perdarahan yang dialami pasien. Tujuan : – Kecemasan berkurang. Intervensi :  

1)Kaji rasa cemas yang dialami pasien. Rasional : Menetapkan tingkat kecemasan yang dialami pasien.  

2)Jalin hubungan saling percaya dengan pasien. Rasional : Pasien bersifat terbuka dengan perawat.  

3)Tunjukkan sifat empati Rasional : Sikap empati akan membuat pasien merasa diperhatikan dengan baik.  

4)Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaannya Rasional : Meringankan beban pikiran pasien.  

5)Gunakan komunikasi terapeutik Rasional : Agar segala sesuatu yang disampaikan diajarkan pada pasien memberikan hasil yang efektif. E. Evaluasi a.Suhu tubuh pasien normal (36- 370C), pasien bebas dari demam.  
b.Pasien akan mengungkapkan rasa nyeri berkurang.  
c.Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan atau dibutuhkan.  
d.Keseimbangan cairan akan tetap terjaga dan kebutuhan cairan pada pasien terpenuhi.  
e.Aktivitas sehari-hari pasien dapat terpenuhi.  
f.Pasien akan mempertahankan sehingga tidak terjadi syok hypovolemik dengan tanda vital dalam batas normal.  
g.Infeksi tidak terjadi.  
h.Tidak terjadi perdarahan lebih lanjut.
i.Kecemasan pasien akan berkurang dan mendengarkan penjelasan dari perawat tentang proses penyakitnya.
Description: Dengue Haemorhagic Fever ( DHF ) Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Dengue Haemorhagic Fever ( DHF )
More aboutDengue Haemorhagic Fever ( DHF )

Pengobatan Tumor otak

Posted by Unknown


Tumor otak menyebabkan peningkatan intracranial serta tanda dan gejala local sebagai akibat dari tumor yang mengganggu bagian dari spesifik otak. Sesuai dengan hipotesis Monroe-killie yang dimodifikasi, bahwa tengkorak adalah sebuah ruangan kaku yang berisi materi esensial yang tidak dapat tertekan : benda otak, darah dalam vaskuler dan cairan serebrospinal (CSS). Jika salah satu komponen dalam tengkorak volumenya meningkat, TIK akan meningkat, kecuali satu dari komponen lain menurunkan volumenya. Konsekuensinya terdapat perubahan volume otak bila terjadi gangguan seperti tumor otak atau edema serebral ini akan menimbulkan tanda dan gejala peningkatan intracranial. Gejala- gejala peningkatan TIK disebabkan oleh tekanan yang berangsur-angsur terhadap otak akibat pertumbuhan tumor. Pengaruhnya adalah gangguan keseimbangan yang nyata antara otak, cairan serebrospinal, dan darah serebral (semua terletak didalam tengkorak). Sebagai akibat pertumbuhan tumor maka kompensasi penyesuaian diri dapat dilakukan melalui penekanan pada vena intracranial, melalui penurunan volume cairan serebrospinal (melalui peningkatan absorpsi dan menurunkan produksi), penurunan sedang pada aliran darah serebral dan menurunnya masa jaringan otak intraselular dan ekstraselular. Bila kompensasi ini semua gagal, pasien mengalami tanda dan gejala peningkatan TIK. GAMBARAN KLINIS 1) Gejala-Gejala Umum Akibat peninggian tekanan intrakranial. a) Muntah Merupakan gejala tetap dan sering sebagai gejala pertama, timbulnya terutama pagi hari tanpa didahului rasa mual, pada tingkat lanjut, muntah menjadi proyektil. b) Sakit kepala Dijumpai pada 70% penderita yang bersifat serangan ber-ulang-ulang, nyeri berdenyut, paling hebat pagi hari, dapat timbul akibat batuk, bersin dan mengejan. Lokasi nyeri unilateral/bilateral yang terutama dirasakan daerah frontal dan suboksipital. c) Gejala mata o Strabismus/diplopia dapat terjadi karena regangan nervus abdusens. o Edema papil pada funduskopi merupakan petunjuk yang sangat penting untuk tumor intrakranial. Bailey menemukan gejala ini path 80% tumor otak anak d) Pembesaran Kepala Terutama pada anak di bawah umur 2 tahun yang fontanelnya belum tertutup. Gejala ini tidak khas untuk tumor otak, hanya menunjukkan adanya peninggian tekanan intrakranial e) Gangguan kesadaran Dapat ringan sampai yang berat. f) Kejang Sangat jarang, kira-kira 15% pada anak dengan tumor supratentorial; pada tumor infratentorial, kejang menunjukkan tingkat yang sudah lanjut. g) Gangguan mental Lebih sering ditemukan pada orang dewasa, terutama bila tumor berlokasi pada lobus frontalis atau lobus temporalis. 2) Gejala-gejala lokal sesuai lokasi tumor a) Tumor infratentorial: karena letaknya di fosa posterior, maka gejala lokal yang ditemukan ialah o Gejala serebelar berupa ataksia, gangguan koordinasi, nistagmus dan gangguan tonus otot. o Gejala batang otak: pada umumnya berat karena pada batang otak terdapat pusat-pusat vital serta pusat saraf kranialis. o Gejala nervi kranialis: akibat peregangan atau penekanan tumor terutama N.VI, juga N.V, VII, IX dan X. b) Tumor Supratentorial: o Tumor Supraselar memberikan gejala utama berupa gangguan penglihatan dan gangguan endokrin/metabolik. o Tumor Hemisfer serebri: Gejala yang timbul bergantung pada lokalisasi tumor di area/lobus hemisfer, umpamanya sindroma lobus frontalis atau sindroma lobus ternporalis. 3) Sifat-sifat beberapa tumor otak : a) Astrositoma serebelar: Merupakan kira-kira 11-30% tumor intrakranial, insidensi umur 3-8 tahun. Lokalisasi pada hemisfer kiri atau kanan, berbentuk kista, tidak invasif dan tidak memberikan metastasis b) Meduloblastoma: Kira-kira 15-25% pada bayi dan anak, insidensi 3-5 tahun, lebih sering pada laki-laki daripada perempuan Lokasi pada vermis serebelum. Paling ganas, sering bermetastasis ke luar susunan saraf pusat. Gejala ataksia pada tumor ini tidak menunjukkan lateralisasi. c) Ependimoma: kira-kira 8% tumor otak; berasal dari ependim dasar ventrikel, bertumbuh ke arah rongga ventrikel yang mengakibatkan obstruksi dini aliran likuor. Sering mengalami kalsifikasi. Gejala utama berupa peninggian tekanan intrakritnial. d) Glioma batang otak : kira-kira 8-20% tumor otak pada anak, dan 75% di antaranya pada umur 7-10 tahun e) Kraniofaringioma: jarang (hanya 4%) tetapi paling sering PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1) Klinik. 2) Pemeriksaan tambahan, antara lain: a) Foto polos kepala Pemeriksaan ini penting untuk mendiagnosis dan evaluasi suatu tumor otak. Pemeriksaan ini meliputi anteroposterior, lateral dan basiler. Dapat dilihat tanda-tanda peninggian tekanan intrakranial, kalsifikasi atau proses lain dalam kepala. b) Pneumoensefalografi dan ventrikulografi : terutama untuk memberikan informasi mengenai perubahan bentuk ventrikel dan gangguan sirkulasi akibat tumor sekitarnya c) Angiografi : sukar dilakukan pada anak, dapat dilihat adanya perubahan arsitektur vaskular otak. d) Brain Scan: makan waktu 15-30 menit, sukar dipakai pada anak. Digunakan untuk mendeteksi adanya tumor supratentorial, sedangkan tumor infratentorial agak kurang memuaskan hasilnya e) CT scan : paling diandalkan masa kini karena prakis, tidak makan waktu lama dan juga tidak invasif, hanya mahal . Dapat mendeteksi baik tumor supratentorial maupun infratentorial. f) Ekoensefalografi: tidak menunjukkan langsung adanya tumor, tetapi memperlihatkan adanya pergeseran struktur-struktur di garis tengah otak g) Elektroensefalografi: terutama penting untuk mengetahui lokalisasi tumor supratentorial, kira-kira 70% dapat diketahuinya h) Pemeriksaan cairan likuor : tidak dianjurkan pada tumor intrakranial, hanya dapat dilakukan bila tidak ada tanda-tanda peninggian tekanan intrakranial. Cairan likuor dapat diperoleh dengan pungsi ventrikel. Adanya tumor dapat dibuktikan dengan peninggian protein dan adanya sel-sel ganas. Pengobatan Tumor otak1) Tindakan Pembedahan Bila tidak akan menimbulkan defisit nerologik yang terlalu mengganggu, reseksi total merupakan treatment of choice Tindakan ini bergantung pada sifat, lokalisasi, perluasan dan lamanya berlangsung tumor. 2) Radioterapi Diberikan pada tumor yang radiosensitif, dan biasanya dilakukan setelah reseksi total atau parsial. 3) Kemoterapi Hasilnya masih kurang memuaskan, dan tidak semua obat anti-tumor dapat meliwati sawar darah otak. Titik tangkap kerja obat anti-tumor ialah pada sintesis DNA (replikasi), sintesis RNA dari DNA (transkripsi) dan sintesis protein dari RNA (translasi) Obat-obat yang biasa digunakan pada tumor otak ialah: a) Vinkristin: suatu vinka alkaloid, terutama efektif terhadap leukemia. Hasil baik juga pada meduloblastoma dan glioblastoma. Efek samping ialah toksis terhadap saraf perifer. b) Methotrexate : intratekal, terutama untuk meduloblastoma, ependimoma & astrositoma. c) Sitosin arabinosid: juga dipakai pada tumor otak tetapi hasilnya masih belum diketahui. Description: Pengobatan Tumor otak Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Pengobatan Tumor otak
More aboutPengobatan Tumor otak

teknik kultur jaringan

Posted by Unknown on Monday, April 30, 2012

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah: Pembuatan media Inisiasi Sterilisasi Multiplikasi Pengakaran Aklimatisasi 1. Pembuatan Media Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf. 2. Inisiasi Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. 3. Sterilisasi Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril. 4. Multiplikasi Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar. 5, Pengakaran Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
Description: teknik kultur jaringan Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: teknik kultur jaringan
More aboutteknik kultur jaringan

Down Syndrome

Posted by Unknown

Down Syndrome Hari Sindroma Down (SD) Sedunia yang jatuh pada tanggal 21 maret diperingati hampir di seluruh negara. Hari SD Sedunia pertama kali dinyatakan pada tanggal 21 Maret 2006 oleh Down Syndrome International di Singapura. Tanggal ini dipilih untuk mengingat keunikan dari SD yang mempunyai 3 kromosom autosom/trisomi (nomal: 2 kromosom) yaitu pada kromosom nomor 21. Tanggal 21 melambangkan kromosom ke-21 dan bulan Maret (bulan ke-3) melambangkan trisomi. Pada tahun 1862 seorang dokter Inggris yang bernama John Langdon Haydon Down (1828-1896) pertama kali menggambarkan suatu tipe khusus dari retardasi mental dan menggunakan istilah mongolism (mirip orang Mongol) dan mongolian idiocy. Karena menurut pendapat Down, anak-anak dengan sindroma ini memiliki wajah yang mirip dengan ras Blumenbach Mongolian tanpa mengetahui penyebabnya. Idiocy merupakan suatu istilah kedokteran yang digunakan saat itu untuk merujuk kepada suatu ketidakcakapan intelektual yang berat. Pada tahun 1959 Profesor Jerome Lejeune menemukan kelebihan 1 kromosom pada penderita SD yang kemudian diidentifikasi sebagai kromosom nomor 21 sehingga sindroma ini kemudian disebut juga sebagai Trisomi 21. World Health Organization (WHO) secara resmi menghilangkan istilah mongolism pada tahun 1965 setelah ada permintaan dari delegasi Mongolia karena dianggap berbau rasialis. Istilah tersebut kemudian diganti menjadi Syndrome down (SD). SD merupakan kombinasi dari keadaan fisik yang abnormal dan retardasi mental/keterbelakangan mental. Keadaan penderita SD sangat bervariasi, masalah perkembangan dapat ringan sampai berat. Sekitar 1/3 penderita SD tidak dapat melewati masa bayi dan separuhnya meninggal sebelum usia 5 tahun. Sebagian meninggal ketika dewasa muda. Kematian biasanya diakibatkan komplikasi kelainan jantung dan infeksi saluran pernapasan. Kurang dari 3 persen mencapai umur 50-60 tahun. Suatu penelitian di Amerika Serikat pada tahun 2002, rata-rata harapan hidup penderita SD adalah 49 tahun. Penyakit ini tidak dapat diobati, namun dengan adanya peningkatan pengetahuan tentang SD serta pemberian intervensi dini pada penderita, didapatkan peningkatan kualitas yang besar pada kehidupan penderita, baik pada anak-anak maupun dewasa. Wajah penderita SD sangat khas, tidak tergantung ras sehingga wajah mirip satu dengan yang lainnya walaupun tidak semua anak-anak SD memiliki penampilan yang sama. Wajah datar, leher lebih pendek, lipatan kulit lebih longgar di bagian belakang dan samping yang akan hilang sesuai pertumbuhan Garis mata cenderung miring ke atas, celah mata sempit dan pendek, dan dapat ditemukan gangguan ketajaman penglihatan. Lidah sering menjulur ke luar. Telinga kecil, letak rendah, dan ada lipatan di bagian atas. Hidung kecil. Rambut biasanya lemas dan lurus Kaki dan tangan lebih pendek dibandingkan dengan proporsi tubuh. Tangan lebar dan jari tangan pendek, hanya ada 1 garis pada telapak tangan yang disebut garis simian. Jari tangan kelima biasanya melengkung ke arah jari-jari lain, pendek, dan memiliki satu garis tangan. Kaki lebih lebar dan datar dengan jari-jari lebih pendek, terdapat celah yang lebar antara jari kaki pertama dan kedua. Tujuan akhir dari perkembangan masa kanak-kanak adalah mencapai kemandirian, meskipun semua orang dewasa saling bergantung satu sama lain sampai derajat tertentu. Tidak ada pengobatan spesifik yang dapat diberikan pada penderita SD. Semua usaha dilakukan untuk memperbaiki lingkungan sesuai kebutuhan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan saat ini, intervensi dini dapat dilakukan, antara lain melalui konseling genetika, latihan, dan pemberian obat- obatan. Penderita SD perlu menjalani pemeriksaan teratur untuk mendeteksi masalah kesehatan secara dini, sebelum masalah tersebut menyebabkan kerusakan yang luas dan sulit ditangani. Penderita hendaknya jongkok bila timbul sesak setelah melakukan aktivitas fisik Duduk dengan lutut dilipat ke arah dada, sehingga terjadi peningkatan tahanan terhadap darah yang berjalan dari jantung menuju tungkai bawah Pemberian oksigen bila sesak Tidak boleh mandi dengan air yang terlalu panas. Banyak minum untuk mencegah dehidrasi. Di samping itu, sulit buang air besar atau konstipasi merupakan masalah umum penderita SD. Penatalaksanaan dengan diet banyak buah-buahan dan sayur-sayuran. Obat-obat pencahar dapat diberikan sesuai kebutuhan. Kulit kering, mengelupas, pecah-pecah atau gatal dapat ditangani dengan memasukkan sejumlah soda bikarbonat ke dalam air mandi. Sistem pendengaran diperiksa pada usia 9 bulan sampai 1 tahun dan dilakukan rutin 1 tahun sekali sampai usia 10 tahun, karena kelainan yang tidak ditangani dapat menyebabkan ketulian, peradangan telinga tengah. Penderita lebih sering terkena infeksi saluran pernapasan karena adanya kelainan sistem pendengaran. Anak-anak SD dengan pemeriksaan radiologis yang abnormal pada tulang-tulang leher dianjurkan untuk: Tidak melakukan aktivitas seperti senam, loncat indah, berenang gaya kupu-kupu, loncat tinggi, sepakbola, jungkir balik, berguling ke depan, menyelam. Olahraga yang dianjurkan adalah renang (kecuali gaya kupu- kupu) dan lari. Menggunakan sabuk pengaman bila bepergian dengan mobil. Diperiksa setiap 6 bulan untuk mendeteksi adanya gejala-gejala penekanan medulla spinalis. Dilakukan pemeriksaan radiologis setiap tahun Anak-anak SD biasanya dapat melakukan hampir semua aktivitas yang dapat dilakukan anak-anak lain pada umumnya, seperti berjalan, berkata-kata, memakai baju, namun lebih lambat dari anak-anak lain. Penanganan rehabilitasi medis sedini mungkin menunjukkan perkembangan anak yang lebih baik. Mereka yang menerima intervensi dini memperoleh nilai 20 persen lebih tinggi pada uji kecerdasan yang dilakukan pada waktu masuk sekolah dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan intervensi ini. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa dengan latihan yang dilakukan sejak dini, kurang dari 10 persen penderita SD menjadi retardasi berat. Perkembangan motorik kasar merupakan bentuk perkembangan yang paling menonjol selama 2 tahun pertama kehidupan. Pada 4 minggu pertama, rangsangan untuk perkembangan motorik belum diperlukan. Yang penting adalah memuaskan kebutuhannya akan makanan, kehangatan, dan kenyamanan. Postur dan gerak seorang penderita SD seringkali perlu dikoreksi. Otot yang lemah menyebabkan anak-anak SD sering duduk dalam posisi-W dan cenderung memiliki kaki yang datar. Anak-anak SD harus ditolong untuk melakukan gerakan yang tepat dengan memperhatikan postur dan lingkungan anak.
Description: Down Syndrome Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Down Syndrome
More aboutDown Syndrome

Sindrome Turner

Posted by Unknown

Kemampuan motorik harus seringkali tertinggal di belakang kemampuan motorik kasar. Anak-anak diajarkan keterampilan praktis. Keterampilan yang diajarkan disesuaikan dengan keinginan dan tingkat kemudahan aktivitas menurut anak. Keterampilan individual ini seringkali lebih cepat dipelajari karena anak sangat termotivasi. Intervensi tidak difokuskan terlalu banyak pada penyusunan puzzle dan balok namun dikonsentrasikan pada keterampilan untuk menolong diri sendiri seperti berpakaian, latihan buang air, serta berbagi dengan anak-anak lain. Latihan motorik halus membantu penderita SD meningkatkan keterampilan koordinasi mata dan tangan serta sejumlah keterampilan akademik dini. Penderita SD mempunyai kesulitan bicara. Terapi wicara mengajarkan anak-anak SD bagaimana cara berkomunikasi. Dinilai pemahaman, penggunaan bahasa, perkataan reseptif dan perkataan ekspresif, serta kejelasan bicara. Juga membantu anak-anak yang mempunyai kesulitan makan. Sejak berusia 1 tahun, dapat dimulai pengajaran untuk menjaga agar lidahnya tetap di dalam mulut dengan komunikasi verbal atau pun dengan sentuhan. Setelah itu berilah pujian. Dengan cara-cara ini, biasanya anak sudah berhenti memcucurkan air liur pada waktu mereka berusia 4 tahun. Diperhatikan kemampuan kognitif dini seperti mencocokkan dan memilah bentuk dan warna. Keterampilan akademik dini pada akhirnya mendasari keterampilan membaca, menulis, dan mengerjakan bilangan. Juga dilatih untuk dapat mengerjakan keterampilan yang membutuhkan konsentrasi dan menanamkan kebiasaan bekerja pada anak-anak sejak usia dini. Karena kemampuan anak-anak SD sangat bervariasi, keberhasilan di sekolah akan sangat bervariasi juga, sehingga evaluasi yang dilakukan pada anak-anak SD harus dilakukan secara individual. Deteksi dan pengobatan secara dini penting dilakukan segera setelah lahir karena kekurangan hormon tiroid pada masa pertumbuhan otak (0-2 tahun) dapat mengakibatkan gangguan intelektual yang menetap. Sindrom turner berkaitan dengan kromosom X yang dimiliki seseorang. Sindrom turner memiliki 1 kromosom x, perempuan normal memiliki 2 kromosom x sedangkan laki-laki normal memiliki 1 kromosom x dan 1 kromosom Y. kehilangan 1 kromosom x pada penderita sindrome turner ini mempengaruhi perkembangan kelamin sekunder dan berbagai kondisi fisik lainnya. Penderita sindrome turner disebut juga mosaicism. Penelitian yang pernah dilakukan diketahui bahwa kehilangan 1 kromosom x ini berdampak pada perawakan yang pendek dan kelainan pada tulang. Apakah Sindrom Turner dapat diwariskan? Umumnya kelainan sindrome turner tidak diwariskan. kelainan monosomi ini terjadi secara acak pada saat pembentukkan sel kelamin (ovum dan sperma). Peristiwa non disjuction pada waktu meiosis menyebabkan beberapa sel kelamin tidak memiliki kromosom sek atau memiliki kromosom seks berlipat ganda. Terbentuknya kelainan sindrome turner ini adalah jika salah satu dari sel kalamin (ovum atau sperma) yang kehilangan kromosom seks bertemu dengan sel kelamin yang normal, pada peristiwa fertilisasi, maka yang terbentuk adalah zigot yang memiliki kekurangan satu kromosom seks, sehingga akan terbentuk individu monosomi.

Sindrome Turner suatu keadaan dimana seorang perempuan mengalami kekurangan 1 kromosom seks jenis X, yang berpengaruh pada perkembangannya. karakteristik paling umum bagi penderita kelainan Sindrome Turner ini adalah perawakan pendek, dan tampak jelas setelah penderita berusia 5 tahun. Sebelum berusia 5 tahun ovarium berkembang secara normal. tapi setelah usia 5 tahun sel telur mengalami prematur sebelum waktunnya, dan jaringan ovarium terus mengalami degenerasi. Akibatnya adalah mereka tidak mengalami pubertas atau mengalami pertumbuhan kelamin sekunder, kecuali jika dilakukan pengobatan dengan menggunakan hormon estrogen. Sebagien kecil perempuan sindrom turner mempertahankan fungsi ovarium setelah memasuki masa dewasa
Description: Sindrome Turner Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Sindrome Turner
More aboutSindrome Turner

Troposfer

Posted by Unknown on Thursday, April 12, 2012



Bumi telah terbentuk sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370 km. Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur, lapisan bumi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :

1. Kerak bumi (crush) merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.

2. Selimut atau selubung (mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.

3. Inti bumi (core), yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 oC.

Berdasarkan susunan kimianya, bumi dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan; bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut, danau dan sungai; bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer).

Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain, misalnya dalam siklus biogeokimia dari berbagai unsure kimia yang ada di bumi, proses transfer panas dan perpindahan materi padat.

A. ATMOSFER
Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya masa udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin.

Pada lapisan atmosfer terkandung berbagai macam gas. Berdasarkan volumenya, jenis gas yang paling banyak terkandung berturut-turut adalah nitrogen (N2) sebanyak 78,08%, oksigen (O2) sebanyak 20,95%, argon sebanyak 0,93%, serta karbon dioksida (CO2) sebanyak 0,03%. Berbagai jenis gas lainnya jufga terkandung dalam atmosfer, tetapi dalam konsentrasi yang jauh lebih rendah, misalnya neon (Ne), helium (He), kripton (Kr), hidrogen (H2), xenon (Xe), ozon (O3), metan dan uap air.

Di antara gas-gas yang terkandung di dalam atmosfer tersebut, karbon dioksida dan uap air terkandung dalam konsentrasi yang bervariasi dari tempat ke tempat, serta dari waktu ke waktu untuk uap air.

Keberadaan atmosfer yang menyelimuti seluruh permukaan bumi memiliki arti yang sangat penting bagi kelangsungan hidup berbagai organisme di muka bumi. Fungsi atmosfer antara lain :

1. Mengurangi radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari dan hilangnya panas yang berlebihan pada malam hari.

2. Mendistribusikan air ke berbagai wilayah permukaan bumi

3. Menyediakan okisgen dan karbon dioksida.

4. Sebagai penahan meteor yang akan jatuh ke bumi.

Peran atmosfer dalam mengurangi radiasi matahari sangat penting. Apabila tidak ada lapian atmosfer, suhu permukaan bumi bila 100% radiasi matahari diterima oleh permukaan bumi akan sangat tinggi dan dikhawatirkan tidak ada organisme yang mampu bertaham hidup, termasuk manusia.

Dalam mendistribusikan air antar wilayah di permukaan bumi, peran atmosfer ini terlihat dalam siklus hidrologi. Tasnpa adanya atmosfer yang mampu menampung uap air, maka seluruh air di permukaan bumi hanya akan mengumpul pada tempat yang paling rendah. Sungai-sungai akan kering, seluruh air tanah akan merembes ke laut, sehingga air hanya akan mengumpul di samudera dan laut saja. Pendistribusian air oleh atmosfer ini memberikan peluang bagi semua mahluk hidup untuk tumbuh dan berkembang di seluruh permukaan bumi.

Selain itu, atmosfer dapat menyediakan oksigen bagi mahluk hidup. Kebutuhan tumbuhan akan CO2 juga dapat diperoleh dari atmosfer.

Berdasarkan perbedaan suhu vertikal, atmosfer bumi dapat dibagi menjadi lima lapisan, yaitu :

a. Troposfer
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling bawah, berada antara permukaan bumi sampai pada ketinggian 8 km pada posisi kutub dan 18 – 19 km pada daerah ekuator. Pada lapisan ini suhu udara akan menurun dengan bertambahnya ketinggian. Setiap kenaikan 100 meter temperaturnya turun turun 0,5 oC. Lapisan ini dianggap sebagai bagian atmosfer yang paling penting, karena berhubungan langsung dengan permukaan bumi yang merupakan habitat dari berbagai jenis mahluk hidup termasuk manusia, serta karena sebagain besar dinamika iklim berlangsung pada lapisan troposfer.

Susunan kimia udara troposfer terdiri dari 78,03% nitrogrn, 20,99 oksigen, 0,93% argon, 0,03% asam arang, 0,0015% nenon, 0,00015% helium, 0,0001% kripton, 0,00005% hidrogen, serta 0,000005% xenon.

Di dalam lapisan ini berlangsung semua hal yang berhubungan dengan iklim. Walaupun troposfer hanya menempati sebagian kecil saja dari atmosfer dalam, akan tetapi, 90% dari semua masa atmosfer berkumpul pada lapisan ini. Di lapisan inilah terbentuknya awan, jatuhnya hujan, salju, hujan es dan lain-lain.

Di dalam troposfer terdapat tiga jenis awan, yaitu awan rendah (cumulus), yang tingginya antara 0 – 2 km; awan pertengahan (alto cumulus lenticularis), tingginya antara 2 – 6 km; serta awan tinggi (cirrus) yang tingginya antara 6 – 12 km.

Troposfer terbagi lagi ke dalam empat lapisan, yaitu :


Lapisan Udara Dasar

Tebal lapisan udara ini adalah 1 – 2 meter di atas permukaan bumi. Keadaan di dalam lapisan udara ini tergantung dari keadaan fisik muka bumi, dari jenis tanaman, ketinggian dari permukaan laut dan lainnya. Keadaan udara dalam lapisan inilah yang disebut sebagai iklim mikro, yang memperngaruhi kehidupan tanaman dan juga jasad hidup di dalam tanah.

Lapisan Udara Bawah

Lapisan udara ini dinamakan juga lapisan-batasan planiter (planetaire grenslag, planetary boundary layer). Tebal lapisan ini 1 – 2 km. Di sini berlangsung berbagai perubahan suhu udara dan juga menentukan iklim.

Lapisan Udara Adveksi (Gerakan Mendatar)

Lapisan ini disebut juga lapisan udara konveksi atau lapisan awan, yang tebalnya 2 – 8 km. Di dalam lapisan udara ini gerakan mendatar lebih besar daripada gerakan tegak. Hawa panas dan dingin yang beradu di sini mengakibatkan kondisi suhu yang berubah-ubah.

Lapisan Udara Tropopouse

Merupakan lapisan transisi antara lapisan troposfer dan stratosfer terletak antara 8 – 12 km di atas permukaan laut (dpl). Pada lapisan ini terdapat derajat panas yang paling rendah, yakni antara - 46 o C sampai - 80o C pada musim panas dan antara - 57 o C sampai - 83 o C pada musim dingin. Suhu yang sangat rendah pada tropopouse inilah yang menyebabkan uap air tidak dapat menembus ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi, karena uap air segera mengalami kondensasi sebelum mancapai tropopouse dan kemudian jatuh kembali ke bumi dalam bentuk cair (hujan) dan padat (salju, hujan es).

b. Stratosfer
Merupakan bagian atmosfer yang berada di atas lapisan troposfer sampai pada ketinggian 50 – 60 km, atau lebih tepatnya lapisan ini terletak di antara lapisan troposfer dan ionosfer.

Pada lapisan stratosfer, suhu akan semakin meningkat dengan meningkatnya ketinggian. Suhu pada bagian atas stratosfer hampir sama dengan suhu pada permukaan bumi. Dengan demikian, profil suhu pada lapisan stratosfer ini merupakan kebalikan dari lapisan troposfer.

Ciri penting dari lapisan stratosfer adalah keberadaan lapisan ozon yang berguna untuk menyerap radiasi ultraviolet, sehingga sebagian besar tidak akan mencapai permukaan bumi.

Serapan radiasi matahari oleh ozon dan beberapa gas atmosfer lainnya menyebabkan suhu udara pada lapisan stratosfer meningkat. Lapisanstratosfer tidak mengandung uap air, sehingga lapisan ini hanya mengandung udara kering. Batas lapisan stratosfer disebut stratopouse.

Lapisan stratosfer dibagi dalam tiga bagian yaitu :

Lapisan udara isoterm; terletak antara 12 – 35 km dpl, dengan suhu udara - 50o C sampai -55o C.
Lapisan udara panas; terletak antara 35 – 50 km dpl, dengan suhu - 50o C sampai + 50o C.
Lapisan udara campuran teratas; terletak antara 50 – 80 km dpl, dengan suhu antara +50o C sampai -70o C. karena pengaruh sinar ultraviolet, pada ketinggian 30 km oksigen diubah menjadi ozon, hingga kadarnya akan meningkat dari 5 menjadi 9 x 10-2 cc di dalam 1 m3.

c. Mesosfer

Mesosfer terletak di atas stratosfer pada ketinggian 50 – 70 km. Suhu di lapisan ini akan menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian. Suhunya mula-mula naik, tetapi kemudian turun dan mencapai -72 oC di ketinggian 75 km. Suhu terendah terukur pada ketinggian antara 80 – 100 km yang merupakan batas dengan lapisan atmosfer berikutnya, yakni lapisan mesosfer. Daerah transisi antara lapisan mesosfer dan termosfer disebut mesopouse dengan suhu terendah - 110o C .

d. Lapisan Termosfer

Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi, oleh karenanya lapisan ini sering juda disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan meningkat dengan meningkaknya ketinggian. Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu :

1. Lapisan Udara E

Terletak antara 80 – 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan gelombang radio. Suu udara di sini berkisar - 70o C sampai +50o C .

2. Lapisan udara F

Terletak antara 150 – 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara APPLETON.

Lapisan udara atom

Pada lapisan ini, benda-benda berada dalam lbentuk atom. Letaknya lapisan ini antara 400 – 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan diduga suhunya mencapai 1200o C .

e. Ekosfer atau atmosfer luar
Merupakan lapisan atmosfer yang paling tinggi. Pada lapisan ini, kandungan gas-gas atmosfer sangat rendah. Batas antara ekosfer (yang pada dasarnya juga adalah batas atmosfer) dengan angkasa luar tidak jelas. Daerah yang masih termasuk ekosfer adalah daerah yang masih dapat dipengaruhi daya gravitasi bumi. Garis imajiner yang membatasi ekosfer dengan angkasa luar disebut magnetopause.

Ozon Dalam Atmosfer

Ozon adalah zat oksidan yang kuat, beracun, dan zat pembunuh jasad renik yang kuat juga. Ozon biasanya digunakan untuk mensterilkan air isi ulang, serta dapat juga digunakan untuk menghilangkan warna dan bau yang tidak enak pada air.

Ozon terbentuk secara alamiah di stratosfer. Pembentukan dan perusakan ozon di stratosfer merupakan mekanisme perlindungan bumi dari sinar UV dari matahari. Di troposfer ozon terbentuk melalui reaksi fotokimia pada berbagai zat pencemar udara.

Ozon terdapat dalam lapisan stratosfer dan juga dalam lapisan troposfer. Ozon yang terdapat dalam stratosfer berfungsi melindungi manusia dan mahluk hidup di bumi dari penyinaran sunar UV. Sedangkan ozon yang terdapat pada lapisan troposfer memiliki efek yang berbeda terhadap bumi dan mahluk hidup di dalamnya, walaupun susunan kimianya sama. Ozon di troposfer ini bersifat racun dan merupakan salah satu dari gas rumah kaca. Selain itu, ozon di troposfer juga menyebabkan kerusakan pada tumbuhan, cat, plastik dan kesehatan manusia.

Ozon memiliki rumus kimai O3, menyerupai rumus kimia molekul oksigen O2 dengan sebuah atom oksigen lebih banyak. Pada suhu kamar ozon berupa gas, terkondensasi pada suhu -112 oC menjadi zat cair yang berwarna biru. Ozon yang cair ini akan membeku pada -251,4 oC, sedangkan pada suhu di atas 100 oC ozon dengan cepat mengalami dekomposisi.

Dari molekol O2, melalui reaksi. Ozon yang terbentuk akan kembali pecah menjadi molekul oksigen. Dalam alam, pembentukan dan destruksi ozon ada dalam keadaan seimbang, sehingga kadar ozon terdapat dalam keseimbangan dinamik. Kedua reaksi ini secara efektif dapat menghalangi sinar UV ekstrem dan UV-C serta sebagian besar sinar UV-B untuk sampai ke bumi. Inilah mekanisme alam yang melindungi bumi dan penghuninya dari penyinaran UV gelombang pendek yang berbahaya bagi kehidupan. Kedua reaksi ini juga mengakibatkan naiknya suhu di dalam stratosfer dibandingkan suhu di troposfer.

Kira-kira 3 milyar tahun yang lalu, sebagai hasil evolusi di bumi muncul mahluk hidup yang berklorofil, mulailah terjadi proses fotosintesis yang salah satu hasilnya adalah O2. semakin lama, kadar O2 semakin tinggi, sehingga semakin meningkat kadar ozon yang terbentuk. Dengan demikian, semakin banyak pula sinar UV gelombnag pendek yang terhalang oleh lapisan ozon untuk sampai ke permukaan bumi. Dan inilah cikal bakal kehidupan di daratan.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, pertambahan jumlah oenduduk dan kemajuan industri serta pembangunan mengakibatkan lapisan ozon ini mulai berlubang. Lubang ozon ini sangat merisaukan karena dengan berkurangnya kada ozon berarti semakin bertambah sinar UV-B yang akan sampai ke bumi. Dampak bertambahnya sinar UV-B ini akan sangat besar terhadap mahluk hidup di bumi.

Terjadinya lubang ozon ini diakibatkan adanya peningkatan kadar NOx dari pembakaran bahan bakar pesawat, naiknya kadar N2O karena akibat pembakaran biomassa dan oenggunaan pupuk, dimana N2O ini merupakan sumber terbentuknya NO.

Selain itu, zat kimia yang kita kenal clorofuorocarbon atau CFC berpengaruh sangat besar terhadap perusakan ozon. CFC ini adalah segolongan zat kimia yang terdiri atas tiga jenis unrus, yaitu klor (Cl), fluor (F) dan karbon (C). CFC inilah yang mendominasi permasalahan perusakan ozon dan menjadi zat yang sangat dicurigai sebagai penyebab terjadinya kerusakan ozon. CFC ini tidak ditemukan di alam, melainkan merupakan zat hasil rekayasa manusia. CFC tidak beracun, tidak terbakar dan sangat stabil karena tidak mudah bereaksi. Karenanya menjadi zat yang sangat ideal untuk industri. CFC banyak digunakan sebagai zat pendingin dalam kulkas dan AC mobil (CFC-12), sebagai bahan untuk membuat plastik busa, bantal kursi dan jok mobil (CFC-11), campuran CFC-11 dan CFC-12 digunakan untuk pendorong aerosol, serta CFC-13 yang biasa digunakan dalam dry cleaning.

Dampak Lubang Ozon

Lapisan ozon di stratosfer dapat menyerap seluruh sinar UV ekstrem dan UV-C serta sebagian besar sinar UV-B. Di katulistiwa, pada keadaan terang tak berawan sekitar 30% sinar UV-B dapat sampai ke bumi. Semakin jauh dari katulistiwa, UV-B yang sampai ke bumi semakin berkurang. Akan tetapi, pada musim panas penyinaran UV-B di daerah yang jauh dari katulistiwa tidak berbeda jauh dengan di katulistiwa.

Dengan semakin berkurangnya lapisan ozon, maka sinar UV-B yang diserap bumi semakin besar. Karena sinar yang bergelombang pendek ini memiliki energi yang tidur, maka berpengaruh besar terhadap sel hidup dan mengakibatkan kematian jasad renik.

Sinar UV-B juga mempunyai dampak negatif pada mahluk tingkat tinggi, baik hewan maupun tumbuhan. Pada tumbuhan, menipisnya lapisan ozon akan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis yang selanjutnya menyebabkan turunnya laju pertumbuhan daun dan batang serta penurunan berat kering total sehingga hasilnya akan berkurang. Selain itu dapat juga mempengaruhi produktivitas hutan, mengakibatkan gangguan pada ekosistem akuatik, serta mengakibatkan penyakit kanker kulit, penyakit katarak serta menurunnya daya imunitas pada manusia. Dengan berkurangnya daya imunitas oranng menjadi lebih peka terhadap serangan infeksi termasuk virus herpes dan lepra. Description: Troposfer Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Troposfer
More aboutTroposfer

Pencemaran tanah

Posted by Unknown



Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:

Pada kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.

Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.

Pada Ekosistem

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Upaya Mengatasi Pencemaran Tanah

Terdapat beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, antara lain dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

Remediasi Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

Penanganan pestisida sebagai pencemar tanah ialah dengan tidak menggunakannya. Cara ini merupakan yang paling baik hasilnya, tetapi hama tanah mengakibatkan hasil produksi menurun.

Cara yang dapat ditempuh antara lain pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam, Memilih varietas tanaman yang tahan hama, menggunakan musuh alami untuk hama, menggunakan hormon serangga, pmandulan (sterilisasi), serta memanfaatkan daya tarik seks untuk serangga

Penting untuk diperhatikan adalah prosedur penggunaan dan perlakuan terhadap penggunaan bahan kimia seperti pestisida dan bahan kimia lainnya. Karakteristik pestisida ini terbagi menurut struktur kimia dan komposisi materi penyusunnya, sehingga prosedur penyimpanan dan penggunaan harus disesuaiakan dengan prosedur.

Pencemaran tanah dapat terjadi karena hal-hal di bawah ini, yaitu :

Pencemaran langsung : Pencemaran ini misalnya terjadi karena penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida, dan pembuangan limbah yang tidak dapat diuraikan seperti plastik, kaleng, botol, dan lain-lainnya.

Pencemaran melalui air : Air yang tercemar (mengandung bahan pencemar/polutan) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah.

Pencemaran melalui udara : Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar yang mengakibatkan tanah tercemar juga.

Bahan-bahan kimia termasuk pestisida dan berbagai bentuk detergen disamping bermanfaat apabila dipergunakan secara berlebihan akan menimbulkan berbagai bentuk pencemaran terhadap lingkungan termasuk tanah. Beberapa jenis polutan tersebut menyebabkan jenis pencemaran yang relatif permanen karana bersifat sulit terurai di alam.

1. Pestisida dipergunakan sebagai pembasmi hama tanaman.

2. Insektisida dipergunakan sebagai chat pembasmi insekta atau serangga yang biasa mengganggu tanaman.

3. Herbisida dipergunakan sebagai obat pembasmi tanaman yang tidak diharapkan tumbuh.

4. Fungisida dipergunakan sebagai obat pembasmi jamur yang tidak di harapkan tumbuh .

5. Rodentisida dipergunakan sebagai obat pemusnah binatang pengerat seperti tikus.

6. Akarisida ( Mitesida ) dipergunakan sebagai pembunuh kutu.

7. Algisida dipergunakan sebagai pembunuh ganggang.

8. Avisida dipergunakan sebagai pembunuh burung.

9. Bakterisida dipergunakan sebagai pembunuh bakteri.

10. Larvisida dipergunakan sebagai pembunuh ulat.

11. Moleksisida dipergunakan sebagai pembunuh siput.

12. Nematisida dipergunakan sebagai pembunuh nematoda.

13. Ovisida dipergunakan sebagai perusak telur.

14. Pedukulisida dipergunakan sebagai pembunuh tuma.

15. Piscisida dipergunakan sebagai pembunuh ikan

16. Predisida dipergunakan sebagai pembunuh predator ( pemangsa ).

17. Silvisida dipergunakan sebagai pembunuh pahon atau pembersih pahon.

18. Termisida dipergunakan sebagai pembunuh rayap atau hewan yang suka melubangi kayu.

19. Atraktan dipergunakan sebagai penarik serangga melalui baunya.

20. Kemostrilan dipergunakan sebagai pensterilan serangga atau vertebrata.

21. Defoliant dipergunakan sebagai penggugur daun untuk memudahkan panen.

22. Desican dipergunakan sebagai pengering daun atau bagian tanaman lainnya.

23. Desinfektan dipergunakan sebagai pembasmi mikro organisme

24. Repellan dipergunakan sebagai penolak atau penghalau hama.

25. Sterilan dipergunakan sebagai mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma.

26. Surpaktan dipergunakan sebagai untuk meratakan pestisida pada permukaan daun .

27. Stimulan dipergunakan sebagai zat yang dapat mendorong pertumbuhan tetapi mematikan terjadinya buah.

28. dan lain-lain

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Description: Pencemaran tanah Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Pencemaran tanah
More aboutPencemaran tanah

Manfaat Cacing tanah

Posted by Unknown



Menurut para ahli pengobatan China, ternyata cacing tanah ini telah lama digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit kronis, terutama untuk penyakit tifus, bahkan telah diramu dalam bentuk kapsul, maupun dikeringkan. Biasanya tersedia di toko-toko China.

Saya mencoba mencari informasi dari beberapa literatur, bahkan berwawancara langsung dengan para pengguna maupun pengelola pengobatan alternatif ini. Hasilnya, saya sajikan dalam tulisan berikut ini. Mudah-mudahan ada manfaatnya.

Manfaat Cacing tanah, ternyata bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, He­wan ini tampak begitu lunak dan bagi sebagian orang menganggap sangat men­jijikan. Akan tetapi hewan ini mempu­nyai potensi yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Cacing tanah ter­masuk hewan tingkat rendah karena ti­dak mempunyai tulang belakang (in­vertebrata). Di Indonesia, cacing tanah dikenal ada tiga jenis, yaitu cacing kalung, cacing merah, dan cacing koot.

Peranan cacing tanah ini sebenarnya telah diketahui sejak dahulu kala. Se­orang ahli Yunani, Aristoteles, banyak menaruh perhatian terhadap cacing tanah. Ia menyebut cacing tanah adalah pe­rutnya bumi.

Pada tahun 69-30 Sebelum Masehi, ratu cantik Cleopatra yang saat itu berkuasa di Mesir melarang bangsa Mesir memindahkan cacing tanah ke luar dari Mesir, bahkan petaninya di­larang menyentuh cacing sebab pada zaman itu cacing tanah dianggap sebagai Dewa Kesuburan.

Dalam catatan klasik Tiongkok, ca­cing tanah disebut tilung atau naga tanah. Cacing ini sejak dahulu kala me­reka gunakan dalam berbagai ramuan untuk menyembuhkan bermacam-ma­cam penyakit.

Seorang cendekiawan terkenal, Charles Darwin, telah meng­habiskan waktunya selama hampir 40 tahun untuk mengamati kehidupan ca­cing tanah. la menyebut cacing tanah sebagai mahluk penentu keindahan alam dan pemikat bumi. Para petani pun telah mengetahui secara turun-­temurun, bahwa cacing tanah dapat me­ningkatkan kesuburan tanah pertanian.

Di Indonesia, manfaat cacing tanah masih sangat terbatas, yaitu sebagai pakan ternak atau ikan. Akan tetapi, di negara-negara lain cacing tanah juga bermanfaat sebagai bahan obat, bahan kosmetik, pengurai sampah dan seba­gai makanan manusia.

Lahan pertanian yang mengandung cacing tanah pada umumnya akan lebih subur karena tanah yang bercampur dengan kotoran cacing tanah sudah siap untuk diserap oleh akar tanaman. Ca­cing tanah yang ada di dalam tanah akan mencampurkan bahan organik pa­sir ataupun bahan antara lapisan atas dan bawah. Aktivitas ini juga menye­babkan bahan organik akan tercampur lebih merata.

Kotoran cacing tanah juga kaya akan unsur hara. Ahli-ahli perta­nian di luar negeri dari tahun ke tahun tertarik oleh gerak-gerak cacing tanah. Mereka menyatakam bahwa kadar ki­miawi kotoran cacing dan tanah asli­nya banyak perbedaannya.

Pada tahun 1941 hasil penelitian T.C. Puh menyatakan, bahwa karena akti­vitas cacing tanah, maka N, P, K ter­sedia dan bahan organik dalam tanah dapat meningkat. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur pokok bagi tanaman.

Tahun 1949 Stockli dalam penelitian­nya menjelaskan, bahwa humus dan mikroflora kotoran cacing tanah lebih tinggi dari tanah aslinya. Demikian juga percobaan pada tanah-tanah gundul be­kas tambang di Ohio (Amerika Serikat) menunjukan, bahwa cacing tanah dapat meningkatkan kadar K tersedia 19% dan P tersedia 165%.

Tahun 1979, Wollny juga menyatakan bahwa cacing tanah mempengaruhi ke­suburan dan produktivitas tanah. Dengan adanya cacing tanah, kesuburan dan produkvitas tanah akan meningkat. Se­lain itu cacing tanah juga dapat mening­katkan daya serap air permukaan.

Liang cacing tanah yang ditinggal dalam tanah berfungsi memperbaiki aerasi dan drai­nase. Keduanya sangat penting dalam pembentukan tanah. Cacing tanah juga membantu peng­angkutan sejumlah lapisan tanah dari bahan organik. Lapisan bawah permu­kaan dan mencampurkan tanah dari ba­han organik dengan bahan organik. Cacing tanah juga dapat memper­baiki dan mempertahankan struktur tanah. Lubang-lubang cacing dan humus secara langsung menjadikan tanah gem­bur.

Di kota-kota besar, sampah merupakan salah satu masalah yang rumit. Untuk memusnahkannya membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk mengatasinya, beberapa kota besar di luar negeri telah mencoba memanfaatkan cacing tanah. Ternyata cacing tanah mempunyai ke­mampuan yang cukup besar dan cukup mengagumkan untuk memusnahkan bahan organik.

Dari hasil penelitian para ahli makan­an ternak, ternyata selain tepung ikan, cacing tanah pun bisa digunakan untuk pakan ternak dan ikan. Menurut me­reka, kadar protein cacing tanah lebih tinggi dibanding dengan tepung ikan. Selain itu kandungan asam aminonya paling lengkap, tidak berlemak, mudah dicerna dan tidak bertulang sehingga seluruh jasadnya dipakai.

Dalam dunia pengobatan tradisional Tiongkok, cacing tanah digunakan da­lam ramuan untuk menyembuhkan ber­bagai penyakit, antara lain meredakan demam, untuk penderita tekanan darah tinggi, bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi, dan juga dapat menyembuhkan tifus.

Di negara-negara industri maju, ca­cing tanah sudah dimanfaatkan dalam bidang kosmetika. Minyak hasil eks­traksi cacing tanah dapat digunakan sebagai pelembab.

Penggunaan cacing tanah sebagai ma­kanan manusia pada umumnya dicam­pur dengan makanan lain. Di Filipina, cacing tanah digunakan sebagai bahan untuk membuat perkedel. Di negara itu cacing tanah sudah mulai disukai sebagai santapan yang lezat.

Mungkin saja bagi anda yang belum pernah mencoba hidangan atau pengobatan yang berasal dari cacing tanah ini, ada yang merasa risi atau jijik. Sama halnya dengan mengkonsumsi air kencing, kecoa, cicak, empedu binatang melata, dan sebagainya. Tapi apa salahnya apabila mencobanya, daripada mengkonsumsi obat-obatan kimia, yang tentunya punya risiko terhadap kerusakan/ penyakit ginjal. Description: Manfaat Cacing tanah Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Manfaat Cacing tanah
More aboutManfaat Cacing tanah

struktur tanah

Posted by Unknown


Proses terbentuknya tanah

Batuan-batuan induk (bedrock-R Horizon-gambar 1) terpecah menjadi menjadi bagian-bagian kecil akibat perubahan cuaca . Di pecahan-pecahan mineral ini tumbuh lumut sehingga air dapat meresap ke bebatuan sehingga lambat laun akan terbentuk tanah muda.

Lumut dan tanah pun tumbuh membentuk lapisan serasah organik. Dan akhirnya tanah matang pun terbentuk dari campuran berbagai bahan organik dan bahan-bahan mineral.

Bagian-bagian lapisan tanah (struktur tanah)

Tanah terdiri dari berbagai lapisan, lapisan yang terbentuk secara horizontal ini di sebut dengan Horizon. Bagian atas merupakan bagian yang kaya akan humus dan bagian terbawah merupkan batuan-batuan yang kasar.

Berikut ini bagian-bagain lapisan tanah menutrut gambar 1

Bagian teratas yang kaya bahan-bahan organik berbentuk humus di sebut bagian serasah
Lapisan tanah atas (top soil)
Eluviation layer, lapisan ini terbuat dari pasir dan lapisan lumpur
Sub Soil yang terdiri dari lempung dan kandungan mineral seperti besi, alumanium , dll
Regolith merupakan lapisan bebatuan kecil yang terletak antara subsoil dengan bedrock
Bed rock merupkan bebatuan kasar yang merupkan bagian terbawah dari struktur tanah. Description: struktur tanah Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: struktur tanah
More aboutstruktur tanah

Ciri-ciri Sel Parenkim

Posted by Unknown on Monday, April 9, 2012


Jaringan dasar disebut Parenkim, karena merupakan penyusun sebagian besar organ tumbuhan, misalnya pada: korteks dan empulur batang, korteks akar, mesofil daun, endosperm biji, daging buah, jari-jari empulur dan jaringan di antara berkas xilem dan floem primer/sekunder. Asal parenkim pada tubuh primer adalah berkembang dari meristem dasar, sedang pada tubuh sekunder berkembang dari pembuluh dan kambium gabus, bahkan dari felogen. Parenkim berperan dalam proses penutupan luka (regenerasi).

1.Ciri-ciri Sel Parenkim
• selnya hidup,berdinding tipis, berukuran besar dan mengandung kloroplas
• memiliki ruang antar sel sehingga letaknya tidak terlalu padat
• berbentuk segi enam
• memiliki banyak vakuola
• mampu bersifat meristematik
2. Struktur dan isi sel parenkim
Struktur internal parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, contoh:
• sel parenkim yang berperan dalm fotosintetis, mengandung kloroplas dan membentuk jaringan klorenkim (pada mesofil daun, korteks batang, empulur).
• sel parenkim dapat berperan menyimpan makanan cadangan yang berupa:
larutan dalam vakuola: gula terlarut dan senyawa N dalam akar Beta vulgaris. cairan dalam plasma: protein dan minyak dalam endosperm biji Ricinus communis. kristal: pati dalm endosperm, kotiledon, umbi, buah.
• sel parenkim dapat berfungsi untuk menyimpan air, misalnya pada tumbuhan sukulenta.
• banyak sel parenkim mengandung tanin dan vakuolanya.
3. Bentuk dan Susunan Sel Parenkim
Sel parenkim umunya berbentuk isodiametris, tetapi ada bentuk-bentuk lain, yaitu:

Parenkim palisade adalah parenkim dengan bentuk sel panjang, tegak dan mangandung lebih banyak kloroflas, sehingga proses fotosintesisnya lebih aktif. Contoh: mesofil daun.
Parenkim bunga karang atau parenkim spons adalah parenkim dengan bentuk dan susunan selnya tidak teratur dan ruang antar sel relative besar. Parenkim bunga karang mengandung sedikit kloroplas sehingga proses fotosintesis berlangsung lambat. Contoh: mesofil daun.
Parenkim bintang adalah parenkim yang bentuknya seperti bintang, saling berhubungan di ujungnya sehingga banyak empunyai ruang antar sel.contohnya pada mesofil daun canna sp dan Juncus sp
Parenkim lipatan adalah parenkim yang dinding selnya mengalami pelipatan kea rah dalam serta banyak mengandung kloroflas. Contohnya pada daun Pinus merkusi, Oryza sativa, Bambusa sp.



Susunan sel parenkim

4. Jenis Parenkim
Berdasarkan fungsinya paarenkim dibedakn menjadi beberapa macam, yaitu:

Parenkim asimilasi, biasanya terdapat di tepi suatu organ di dalamnya terdapat kloroplas, misalnya pada daun dan batang yang berwarna hijau, buah, dan sebagainya.
Parenkim penimbun, terletak di bagian dalam tubuh, misalnya pada: empulur batng, akar, umbi lapis, umbi, akar rimpang atau biji. Didalam selnya terdapat makanan cadangan makanan berupa gula, tepung, lemak atau protein.
Parenkim air, terdapar pada tumbuhan Xerofit/epifit sebagai penimbun air untuk menghadapi masa kering. Sel-selnya besar, dindingnya tipis, tidak mengandung kloroflas, plasma selnya sedikit, vakuolanya besar-besar dan terkadang berisi lender.
Parenkim udara dengan ruang antar sel yang besar, bentuk bulat (misalnya pada alat pengapung tumbuhan air) atau bintang (pada tangkai daun bunga Canna sp).
Parenkim pengangkut dengan sel yang memanjang menurut arah pengangkutannya, umumnya pada batang. Description: Ciri-ciri Sel Parenkim Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Ciri-ciri Sel Parenkim
More aboutCiri-ciri Sel Parenkim

sistem saraf otonom

Posted by Unknown


Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

Fungsi Saraf Otonom

Parasimpatik
* mengecilkan pupil
* menstimulasi aliran ludah
* memperlambat denyut jantung
* membesarkan bronkus
* menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
* mengerutkan kantung kemih

Simpatik
* memperbesar pupil
* menghambat aliran ludah
* mempercepat denyut jantung
* mengecilkan bronkus
* menghambat sekresi kelenjar pencernaan
* menghambat kontraksi kandung kemih Description: sistem saraf otonom Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: sistem saraf otonom
More aboutsistem saraf otonom

Jenis Penyerbukan

Posted by Unknown



Jenis Penyerbukan :
a. Perantara angin disebut anemogami, dapat terjadi bila butir serbuknya amat ringan, kecil dan kering.
Contoh : pada pinus, damar, rumput-rumputan.
b. Perantara air disebut hidrogami.
Contoh : pada tanaman air.
c. Perantara hewan disebut zoogami.

Bila serangga Þ entomogami
burung Þ ornitogami
siput Þ malakogami
kelelawar Þ kiroptorogami

d. Perantara manusia disebut antropogami.
Contoh : penyerbukan vanilli di Indonesia.

Menurut asal serbuk sari, penyerbukan dibedakan menjadi 4 :
a. Autogami (penyerbukan sendiri)
Serbuk sarinya berasal dari satu bunga yang sama. Bila terjadi pada saat bunga belum mekar disebut kleistogami.
b. Geitonogami (penyerbukan tetangga)
Bila serbuk sari berasal dari bunga lain yang berada dalam satu pohon (satu individu).
c. Alogami (penyerbukan silang)
Bila serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang masih satu spesies.

Kadang-kadang terjadi kegagalan penyerbukan dan pada beberapa jenis tumbuhan tidak mungkin terjadi autogami. Penyebabnya adalah sebagai berikut :
a. Dikogami : Bila waktu masaknya putik dan serbuk sari tidak bersamaan, hal ini disebabkan karena:

1. Serbuk sari masak lebih dahulu daripada putiknya ….(protandri).Contoh : seledri, bawang Bombay, jagung
2. Putik masak lebih dahulu daripada serbuk sari ….(protogini).

b. Didesious : Bila pada satu spesies, alat kelamin jantan dan betinanya terpisah
Contoh : salak dan melinjo (Gnetum Arremon)
c. Heterostili : Bila panjang antara tangkai benang sari dan tangkai putik tidak sama dan berbeda jauh.
Contoh : kopi, kina dan kaca piring.
d. Herkogami : Bila bentuk bunga tidak memungkinkan serbuk sari jatuh ke kepala putik.
Contoh : vanili

Proses Penyerbukan dan Pembuahan
Butir serbuk/serbuk sari Þ menempel pada kepala putik Þ membentuk buluh serbuk (2 inti, inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung lembaga) Þ inti generatif membelah Þ 2 inti sperma Þ sampai di mikropil, inti vegetatif mati Þ satu inti sperma membuahi sel telur Þ embrio. Satu inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga Þ endosperma (makanan cadangan bagi embrio).

Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda.

Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab. yaitu :
1. Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis)
2. Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat dibedakan atas:
a. Apogami : embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga. Misalnya : dari sinergid dan antipoda.
b.Partenogenesis : embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi.
c. Embrio adventif : merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian selain kandung lembaga.
Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka akan terbentuk lebih dari satu embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering dijumpai pada nangka, jeruk dan mangga. Description: Jenis Penyerbukan Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Jenis Penyerbukan
More aboutJenis Penyerbukan

Ciri tubuh Coelenterata

Posted by Unknown


Coelenterata (dalam bahasa yunani, coelenteron = rongga) adalah invertebrata yang memiliki rongga tubuh.Rongga tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).Coeleanterata disebut juga Cnidaria (dalam bahasa yunani, cnido = penyengat) karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel penyengat.Sel penyengat terletak pada tentakel yang terdapat disekitar mulutnya.
Coelenterata memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks.Sel-sel Coelenterata sudah terorganisasi membentuk jaringan dan fungsi dikoordinasi oleh saraf sederhana.

Ciri tubuh
Ciri tubuh Coelenterata meliputi ukurang, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.

Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran tubuh Coelenterata beraneka ragam.Ada yang penjangnya beberapa milimeter, misal Hydra dan ada yang mencapai diameter 2 m, misalnya Cyanea.Tubuh Coelenterata simetris radial dengan bentuk berupa medusa atau polip.Medusa berbentuk seperti lonceng atau payung yang dikelilingi oleh “lengan-lengan” (tentakel).Polip berbentuk seperti tabung atau seperti medusa yang memanjang.

Struktur dan fungsi tubuh
Coelenterata merupakan hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis).Ektoderm berfungsi sebagai pelindung sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan.Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron atau gastrosol.Gastrosol adalah pencernaan yang berbentuk kantong.Makanan yang masuk ke dalam gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel gastrodermis.Pencernaan di dalam gastrosol disebut sebagai pencernaan ekstraseluler.Hasil pencernaan dalam gasrosol akan ditelan oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola makanan.Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan intraseluler.Sari makanan kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya secara difusi.Begitu pula untuk pengambilan oksigen dan pembuangan karbondioksida secara difusi.Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang tersebar benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan.
Sistem saraf terdapat pada mesoglea.Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan epidermis dan gastrodermis.Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut.Mulut dikelilingi oleh tentakel.Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki.Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanan
karena Coelenterata tidak memiliki anus.Tentakel berfungsi untuk menangkap mangsa dan memasukan makanan ke dalam mulut.Pada permukaan tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit (knidosista) atau knidoblas.Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis (nematosista).

Cara hidup
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air.Mangsa menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut.Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.Sebagaian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.

Reproduksi
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma).Gamet dihasilakan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip.Contoh Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.

Klasifikasi
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Description: Ciri tubuh Coelenterata Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Ciri tubuh Coelenterata
More aboutCiri tubuh Coelenterata

Hormon insulin berguna untuk obat diabetes melitus

Posted by Unknown


Hormon insulin disekresikan oleh pankreas. Hormon ini membantu tubuh memanfaatkan glukosa darah (gula darah) dengan mengikat dengan reseptor pada sel seperti kunci akan cocok dengan kunci. Setelah tombol?? (Insulin) telah? Dibuka? pintu, glukosa dapat lulus dari darah ke dalam sel. Di dalam sel, glukosa baik digunakan untuk energi atau disimpan untuk penggunaan masa depan dalam bentuk glikogen di hati atau sel otot.
Apa itu resistensi insulin?

Resistensi insulin terjadi ketika jumlah normal hormon insulin disekresikan oleh pankreas tidak mampu untuk membuka sel? pintu. Untuk mempertahankan glukosa darah normal, pankreas mengeluarkan hormon insulin tambahan. Dalam beberapa kasus (sekitar 1/3 orang dengan resistensi insulin), ketika sel-sel menolak atau tidak menanggapi tingginya tingkat insulin, glukosa menumpuk dalam darah menyebabkan glukosa darah tinggi atau diabetes tipe dua. Penting untuk dicatat bahwa resistensi insulin, jika tertangkap dalam waktu, tidak selalu menyebabkan diabetes. Resistensi insulin sering berjalan dalam keluarga, berarti Anda berada pada risiko tinggi untuk resistensi insulin jika ada riwayat kondisi dalam keluarga Anda.
Apa saja gejalanya?

Tubuh anda tidak mendapatkan energi yang sangat dibutuhkan ketika sel-sel tubuh melawan hormon insulin. Hal ini menyebabkan keuntungan kelelahan dan berat, yang disebabkan sebagian oleh mengidam karbohidrat. Semakin banyak orang di Amerika Serikat menjadi gemuk, secara fisik tidak aktif atau keduanya. Obesitas dan aktivitas fisik memperburuk resistensi hormon insulin. Selain itu, orang yang resisten insulin biasanya memiliki ketidakseimbangan dalam lipid darah mereka (lemak darah). Mereka memiliki tingkat peningkatan trigliserida (lemak darah) dan menurunnya tingkat HDL (kolesterol baik). Ketidakseimbangan dalam trigliserida dan kolesterol HDL meningkatkan risiko penyakit jantung. Tapi tidak semua orang yang memiliki resistensi insulin kelebihan berat badan.
Uji Insulin Hormon

Jika Anda mengalami salah satu atau semua gejala resistensi insulin, hormon Anda ahli bioidentik dokter mungkin memerintahkan tes darah cepat dan mudah. Tes hormon insulin biasanya hanya memakan waktu sekitar 15 menit dan dilakukan pada Lab Quest terdekat dengan lokasi Anda. Puasa semalam diperlukan, biasanya untuk 10 sampai 12 jam sebelum tes. Anda hanya diminta untuk membawa formulir yang disediakan oleh dokter BodyLogicMD afiliasi Anda ke laboratorium, dan Quest akan mengurus mendapatkan hasil tes kembali ke dokter BodyLogicMD Anda afiliasi? tangan.
Solusi

Resistensi insulin hormon dapat dicegah dan reversibel. Jika tes hormon insulin mengungkapkan bahwa Anda menderita resistensi insulin, dokter akan meresepkan nutrisi disesuaikan, suplemen grade farmasi dan rencana kebugaran dalam hubungannya dengan terapi hormon pengganti mungkin bioidentik.

Sejauh nutrisi yang tepat, penelitian menunjukkan bahwa diet rendah lemak dapat memperburuk efek resistensi hormon insulin pada lipid darah. Diet rendah lemak jenuh (kurang dari 10 persen dari total kalori) dan lebih moderat dalam isi total lemak (40% dari total kalori) mungkin lebih bermanfaat. Rekomendasi ini berbeda dengan diet rendah lemak, tinggi karbohidrat bahwa organisasi kesehatan merekomendasikan untuk membantu mencegah penyakit jantung. Dianjurkan untuk mengurangi asupan lemak menjadi kurang dari 30 persen dari kalori. Ini selain untuk latihan yang tepat akan berfungsi untuk meningkatkan fungsi insulin karena membuat sel-sel tubuh lebih sensitif terhadap hormon insulin.

Hormon insulin berguna untuk obat diabetes melitus. metodenya sebagai berikut:

Diperlukan adanya bakteri Escherichia coli yang akan dipakai plasmidnya (bagian DNA yang mampu memperbanyak diri)
Diperlukan adanya gen manusia penghasil insulin. Gen ini akan dipotong oleh enzim restriksi (pemotong)
Potongan gen penghasil insulin akan disambungkan ke plasmid DNA Escherichia coli, dengan bantuan enzim ligase (penyambung)
Hasil penyambungan ini akan ditanamkan ke dalam sel bakteri Escherichia coli
Bakteri dibiakkan dalam medium khusus. Karena bakteri telah memiliki gen penghasil insulin, maka akan meproduksi hormon insulin. Description: Hormon insulin berguna untuk obat diabetes melitus Rating: 4.5 Reviewer: Unknown - ItemReviewed: Hormon insulin berguna untuk obat diabetes melitus
More aboutHormon insulin berguna untuk obat diabetes melitus