Al Ustadz Abu Hamzah Yusuf.
Makna “Al Birr”
Al Birr yaitu kebaikan,  berdasarkan sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam (artinya) : 
“Al Birr adalah baiknya  akhlaq”. (Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya Nomor 1794).
Al Birr merupakan haq kedua  orang tua dan kerabat dekat, lawan dari Al ‘Uquuq yaitu kejelekan dan  menyia-nyiakan haq..
“Al  Birr adalah mentaati kedua orang tua didalam semua apa  yang mereka  perintahkan kepada engkau, selama tidak bermaksiat kepada  Allah, dan Al  ‘Uquuq dan menjauhi mereka dan tidak berbuat baik  kepadanya.” (Disebutkan dalam kitab Ad Durul Mantsur 5/259)
Berkata Urwah bin Zubair  mudah-mudahan Allah meridhoi mereka berdua tentang firman Allah  Subhanahu Wa Ta’ala (artinya) :
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh  kesayangan.” (QS. Al Isra’ :  24)  
Yaitu: “Jangan sampai mereka berdua tidak ditaati sedikitpun”.  (Ad Darul Mantsur 5/259)
Berkata Imam Al Qurtubi  mudah-mudahan Allah merahmatinya :
“Termasuk  ‘Uquuq (durhaka) kepada orang tua adalah  menyelisihi/ menentang  keinginan-keinginan mereka dari  (perkara-perkara) yang mubah,  sebagaimana Al Birr (berbakti) kepada  keduanya adalah memenuhi apa yang  menjadi keinginan mereka. Oleh karena  itu, apabila salah satu atau  keduanya memerintahkan sesuatu, wajib  engkau mentaatinya selama hal itu  bukan perkara maksiat, walaupun apa  yang mereka perintahkan bukan  perkara wajib tapi mubah pada asalnya,  demikian pula apabila apa yang  mereka perintahkan adalah perkara yang  mandub (disukai/ disunnahkan).
(Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an Jil 6 hal 238).
Berkata Syaikhul Islam Ibn  Taimiyyah mudah-mudahan Allah merahmatinya:
Berkata  Abu Bakr di dalam kitab Zaadul Musaafir “Barangsiapa yang  menyebabkan  kedua orang tuanya marah dan menangis, maka dia harus  mengembalikan  keduanya agar dia bisa tertawa (senang) kembali”. (Ghadzaul Al  Baab 1/382).
Hukum Birrul Walidain
Para  Ulama’ Islam sepakat  bahwa hukum berbuat baik (berbakti) pada kedua  orang tua hukumnya  adalah wajib, hanya saja mereka berselisih tentang  ibarat-ibarat  (contoh pengamalan) nya. 
Berkata Ibnu Hazm, mudah-mudahan Allah merahmatinya.
“Birul  Walidain adalah  fardhu (wajib bagi masing-masing individu). Berkat  beliau dalam kitab  Al Adabul Kubra: Berkata Al Qodli Iyyad: “Birrul  walidain adalah wajib  pada selain perkara yang haram.” (Ghdzaul Al Baab 1/382)
Dalil-dalil Shahih dan  Sharih (jelas) yang mereka gunakan banyak sekali, diantaranya:
1.  Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya) :
“Sembahlah Allah dan jangan  kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada  kedua orang tua Ibu Bapak”.
(An Nisa’ : 36).
(An Nisa’ : 36).
Dalam  ayat ini (berbuat  baik kepada Ibu Bapak) merupakan perintah, dan  perintah disini  menunjukkan kewajiban, khususnya, karena terletak  setelah perintah  untuk beribadah dan meng-Esa-kan (tidak  mempersekutukan) Allah, serta  tidak didapatinya perubahan (kalimat dalam  ayat tersebut) dari perintah  ini. (Al Adaabusy Syar’iyyah 1/434).
2. Firman Allah Subhanahu Wa  Ta’ala (artinya) :
“Dan  Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah  selain Dia dan  hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan  sebaik-baiknya”.
(QS. Al Isra’: 23).
(QS. Al Isra’: 23).
Adapun  makna ( qadhoo ) =  Berkata Ibnu Katsir : yakni, mewasiatkan. Berkata Al  Qurthubiy : yakni,  memerintahkan, menetapkan dan mewajibkan. Berkata  Asy Syaukaniy:  “Allah memerintahkan untuk berbuat baik pada kedua orang  tua seiring  dengan perintah untuk mentauhidkan dan beribadah kepada-Nya,  ini  pemberitahuan tentang betapa besar haq mereka berdua, sedangkan   membantu urusan-urusan (pekerjaan) mereka, maka ini adalah perkara yang   tidak bersembunyi lagi (perintahnya). (Fathul Qodiir 3/218).
3. Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala (artinya) :
“Dan  Kami perintahkan  kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang Ibu  Bapanya, Ibunya  telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang  bertambah-tambah dan  menyapihnya dalam dua tahun. Maka bersyukurlah  kepada-Ku dan kepada  kedua orang Ibu Bapakmu, hanya kepada-Ku-lah  kembalimu.” (QS. Luqman : 14).
Berkata  Ibnu Abbas  mudah-mudahan Allah meridhoi mereka berdua “Tiga ayat dalam  Al Qur’an  yang saling berkaitan dimana tidak diterima salah satu tanpa  yang  lainnya, kemudian Allah menyebutkan diantaranya firman Allah  Subhanahu  Wa Ta’ala (artinya) :
“Bersyukurlah  kepada-Ku dan kepada dua orang Ibu Bapakmu”,  Berkata beliau. “Maka,  barangsiapa yang bersyukur kepada Allah akan  tetapi dia tidak bersyukur  pada kedua Ibu Bapaknya, tidak akan diterima  (rasa syukurnya) dengan  sebab itu.” 
(Al Kabaair milik Imam Adz  Dzahabi hal 40).
Berkaitan dengan ini, Rasulullah Shalallahu’Alaihi Wassallam  bersabda (artinya) :
“Keridhaan Rabb (Allah) ada pada keridhaan orang tua dan  kemurkaan Rabb (Allah) ada pada kemurkaan orang tua” (Riwayat Tirmidzi dalam Jami’nya (1/ 346), Hadits ini  Shohih, lihat Silsilah Al Hadits Ash Shahiihah No. 516).
4.  Hadits Al Mughirah bin  Syu’bah – mudah-mudahan Allah meridhainya, dari  Nabi Shalallahu ‘Alaihi  Wasallam beliau bersabda(artinya) :
“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian mendurhakai para Ibu, mengubur hidup-hidup anak perempuan, dan tidak mau memberi tetapi meminta-minta (bakhil) dan Allah membenci atas kalian (mengatakan) katanya si fulan begini si fulan berkata begitu (tanpa diteliti terlebih dahulu), banyak bertanya (yang tidak bermanfaat), dan membuang-buang harta”. (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya No. 1757).
“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian mendurhakai para Ibu, mengubur hidup-hidup anak perempuan, dan tidak mau memberi tetapi meminta-minta (bakhil) dan Allah membenci atas kalian (mengatakan) katanya si fulan begini si fulan berkata begitu (tanpa diteliti terlebih dahulu), banyak bertanya (yang tidak bermanfaat), dan membuang-buang harta”. (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya No. 1757).
Keutamaan Birrul Walidain
Pertama : Termasuk Amalan  Yang Paling Mulia
Dari  Abdullah bin Mas’ud  mudah-mudahan Allah meridhoinya dia berkata : Saya  bertanya kepada  Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: Apakah amalan  yang paling  dicintai oleh Allah?, Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi  Wasallam: “Sholat  tepat pada waktunya”, Saya bertanya : Kemudian apa lagi?,  Bersabada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam “Berbuat baik  kepada kedua orang tua”. Saya bertanya lagi : Lalu apa lagi?, Maka  Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Berjihad di jalan  Allah”.
(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya).
(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya).
Kedua : Merupakan Salah Satu  Sebab-Sebab Diampuninya Dosa
Allah Subhanahu Wa Ta’ala  berfirman (artinya) :
“Kami  perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada  dua orang ibu  bapaknya….”, hingga akhir ayat berikutnya : “Mereka  itulah orang-orang  yang kami terima dari mereka amal yang baik yang  telah mereka kerjakan  dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka,  bersama penghuni-penghuni  surga. Sebagai janji yang benar yang telah  dijanjikan kepada mereka.”
(QS. Al Ahqaf 15-16)
(QS. Al Ahqaf 15-16)
Diriwayatkan  oleh ibnu Umar  mudah-mudahan Allah meridhoi keduanya bahwasannya  seorang laki-laki  datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  dan berkata :  Wahai Rasulullah sesungguhnya telah menimpa kepadaku dosa  yang besar,  apakah masih ada pintu taubat bagi saya?, Maka bersabda  Rasulullah  Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Apakah Ibumu masih hidup?”,   berkata dia : tidak. Bersabda beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasallam :   “Kalau bibimu masih ada?”, dia berkata : “Ya” . Bersabda Rasulullah   Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Berbuat baiklah padanya”.
(Diriwayatkan oleh Tirmidzi didalam Jami’nya dan berkata Al ‘Arnauth : Perawi-perawinya tsiqoh. Dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al Hakim. Lihat Jaami’ul Ushul (1/ 406).
(Diriwayatkan oleh Tirmidzi didalam Jami’nya dan berkata Al ‘Arnauth : Perawi-perawinya tsiqoh. Dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al Hakim. Lihat Jaami’ul Ushul (1/ 406).
Ketiga :  Termasuk Sebab Masuknya Seseorang Ke Surga :
Dari  Abu Hurairah,  mudah-mudahan Allah meridhoinya, dia berkata : Saya  mendengar  Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Celakalah dia,  celakalah dia”, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam ditanya :  Siapa wahai Rasulullah?, Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  : “Orang yang menjumpai salah satu atau kedua orang tuanya dalam  usia lanjut kemudian dia tidak masuk surga”. (Diriwayatkan  oleh Imam Muslim dalam Shahihnya No. 1758, ringkasan).
Dari  Mu’awiyah bin Jaahimah  mudah-mudahan Allah meridhoi mereka berdua,  Bahwasannya Jaahimah  datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi  Wasallam kemudian berkata :  “Wahai Rasulullah, saya ingin (berangkat)  untuk berperang, dan saya  datang (ke sini) untuk minta nasehat pada  anda. Maka Rasulullah  Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Apakah kamu masih memiliki  Ibu?”. Berkata dia : “Ya”. Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi  Wasallam : “Tetaplah dengannya karena sesungguhnya surga itu dibawah  telapak kakinya”. (Hadits  Hasan diriwayatkan oleh Nasa’i  dalam Sunannya dan Ahmad dalam  Musnadnya, Hadits ini Shohih. (Lihat  Shahihul Jaami No. 1248)
Keempat :  Merupakan Sebab keridhoan Allah 
Sebagaiman hadits yang  terdahulu 
“Keridhoan Allah ada pada keridhoan kedua orang tua dan  kemurkaan-Nya ada pada kemurkaan kedua orang tua”.
Kelima :  Merupakan Sebab Bertambahnya Umur 
Diantarnya  hadits yang  diriwayatkan oleh Anas bin Malik mudah-mudahan Allah  meridhoinya, dia  berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  bersabda :
“Barangsiapa yang suka Allah  besarkan rizkinya dan Allah panjangkan umurnya, maka hendaklah dia  menyambung silaturrahim”.
Keenam :  Merupakan Sebab Barokahnya Rizki 
Dalilnya, sebagaimana hadits sebelumnya. 
Wallahu a’lam
[Sumber: Salafy.or.id CHM Offline]
Description: Berbakti pada Kedua Orang Tua
Rating: 4.5
Reviewer: Unknown -
ItemReviewed: Berbakti pada Kedua Orang Tua
 
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment